Apa itu Creative thinking skills?
Kemampuan berpikir kreatif adalah salah satu life skills yang diperlukan setiap orang untuk bisa mengatasi problem yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Inilah kenapa creative thinking skill perlu diasah sejak kecil.
Berpikir kreatif sebetulnya hampir mirip dengan bepikir kritis. Lalu apa perbedaannya? Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk bisa mengeluarkan ide-ide baru. Sedangkan berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berpikir secara logis dan sistematis. Keduanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Creative Thinking juga masuk dalam 6 kompetensi di The Cambridge Framework of Life Competencies, yaitu sebuah panduan bagi para pendidik dan orang tua yang dikeluarkan Cambridge untuk mengembangkan kemampuan anak dalam setiap jenjang usia.
- Creative thinking
- Critical thinking
- Learning to learn
- Communication
- Collaboration
- Social responsibilities
- Foundation layers yang terdiri dari emotional development, digital literacy, dan discipline knowledge
๐พ๐ง๐๐๐ฉ๐๐ซ๐ ๐๐๐๐ฃ๐ ๐๐ฃ๐ ๐๐จ ๐ ๐จ๐ ๐๐ก๐ก ๐ฌ๐๐๐ง๐ ๐ก๐๐๐ง๐ฃ๐๐ง๐จ ๐๐๐ฉ๐๐ซ๐๐ก๐ฎ ๐ฅ๐๐ง๐ฉ๐๐๐๐ฅ๐๐ฉ๐ ๐๐ฃ ๐๐ง๐๐๐ฉ๐๐ซ๐ ๐๐๐ฉ๐๐ซ๐๐ฉ๐๐๐จ, ๐๐๐ฃ๐๐ง๐๐ฉ๐ ๐ฃ๐๐ฌ ๐๐๐๐๐จ ๐๐ฃ๐ ๐ช๐จ๐ ๐ฉ๐๐๐ข ๐ฉ๐ค ๐จ๐ค๐ก๐ซ๐ ๐ฅ๐ง๐ค๐๐ก๐๐ข๐จ.
Meskipun disusun untuk pendidik, orang tua juga bisa belajar banyak lho dari framework ini. Moms and dads bisa melihat berdasarkan usia anak, mengecek kompetensi anak menggunakan Can Do Statements, dan mendapatkan ide aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengasah kemampuan tertentu.
Cara mengasah kemampuan berpikir kreatif
Jadi sudah tahu kan kenapa creative thinking itu penting, terutama untuk anak-anak nanti ketika mereka besar dan harus bersaing secara global. Nggak mau dong kalau nanti anak-anak kita hanya jadi ‘yes man’ saja ketika dewasa.
Oleh karena itu, kemampuan berpikir kreatif harus diasah sejak dini.
Lalu bagaimana cara mengasah dan mengembangkan skill ini? Ada beberapa cara yang bisa moms dan dads lakukan bersama anak. Yuk kita simak!
Membuat kreasi art and craft
Cara paling mudah untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif tentu saja dengan membuat kreasi. Dengan membuat prakarya bersama anak, kita menciptakan lingkungan yang penuh dengan kreativitas.
Art atau seni merupakan salah satu cara anak untuk mengekspresikan dirinya sekaligus mengembangkan kreativitasnya. Lewat seni, anak bisa mengasah kemampuan motorik kasar dan halus dan juga mengembangkan daya imaginasi mereka.
Mas Deniz dan Zinan adalah anak-anak yang suka sekali membuat prakarya menggunakan bahan-bahan yang ada di rumah. Mulai dari kertas bekas, botol plastik, kardus, sampai kain perca bisa disulap menjadi suatu karya.
Jadi coba deh moms and dads luangkan satu waktu bersama untuk membuat satu prakarya bersama anak. Misalnya seperti membuat plastisin atau membuat origami.
Open-ended play
Salah satu teman dekat saya mengenalkan aku dengan open-ended play. Apa sih open ended play itu? Open-ended play adalah permainan yang memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi. Menariknya, dalam open-ended play tidak ada aturan atau batasan. Benar-benar bebas! Jadi kemampuan berpikir kreatif dan daya imaginasi anak memang sangat diasah.
Lalu bagaimana dong mainnya? Untuk melakukan open-ended play, moms and dads bisa menyiapkan berbagai media. Beberapa mainan seperti balok, lego, dan plastisin juga bisa jadi media bermain open-ended play.
Sebagai contoh, saya menyiapkan berbagai macam tutup botol, botol plastik, kancing, biji-bijian, tali, jepitan baju, sampai daun kering. Ya pokoknya apapun yang ada di rumah deh.
Awalnya memang aneh sih karena open-ended play tidak memiliki struktur atau goal tertentu. Tetapi lambat laun anak-anak malah senang dan bisa menciptakan berbagai hal tidak terduga lho! Mereka bisa bermain membangun benteng pertahanan menggunakan tutup botol, menciptakan gambar, sampai bermain pretend play dokter.
Memasak
Dari kecil saya memang sudah mengajarkan mas Deniz dan Zinan untuk bisa mandiri, termasuk urusan memasak. Ini bukan karena bundanya malas ya, tetapi semata ingin mengembangkan life skills mereka. Harapannya ketika mereka dewasa, mereka bisa mandiri dan membantu istri mereka nanti (duh mikirnya kejauhan banget ini ya).
Ternyata memasak juga bisa jadi cara mengasah kemampuan berpikir kreatif lho! Tentu saja masakan yang dibuat harus dikenalkan secara bertahap sesuai usia ya. Misalnya nih, mas Deniz kan suka makan telur. Nah saya membebaskan mas Deniz mau dimasak seperti apa telurnya.
Begitu juga dengan Zinan. Ketika Zinan membuat teh, saya juga bebaskan mau bagaimana cara dia membuat segelas teh. Entah itu mau ditambahkan gula pasir, madu, lemon, gula aren, susu, krimer, apapun. Dari situ Zinan jadi tahu oh kalau pakai lemon rasanya seperti ini ya. Atau ketika ditambahkan gula aren ternyata rasanya berbeda dengan gula pasir.
Dengan memasak, moms and dads tidak hanya mengajarkan kemampuan berharga untuk masa depan mereka, tetapi juga mengembangkan kreativitas, memecahkan masalah, dan belajar mengatur waktu.
Berikan pertanyaan kreatif
Cara mudah lainnya untuk mengembangkan creative thinking adalah dengan memberikan pertanyaan kreatif yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Iya, semudah itu moms and dads!
Seperti apa sih pertanyaan kreatif itu? Aku mendapatkan beberapa ide pertanyaan kreatif dari Twinkl nih, yaitu 50 Short Thinking Exercise. Ada sekitar 50 pertanyaan lebih yang dijamin akan bikin anak memutar otak untuk berpikir kreatif. Pertanyaannya juga bisa digunakan untuk orang dewasa juga lho.
***
Itu dia beberapa ide aktivitas untuk mengembangkan creative thinking skills pada anak. Saya yakin masih banyak aktivitas lainnya yang bisa dilakukan moms and dads bersama anak. Apapun aktivitasnya, jangan lupa luangkan waktu untuk bermain bersama anak ya!
Tidak ada komentar